Pages

Jumat, 13 Desember 2013

Sinopsis Dewi Sanggalangit


Data buku:         
Judul buku       : Dewi Sanggalangit
Penerbit          : BENING
Pengarang       : Arni Windana
Tahun              :2010
Penerbit          : BENING
Tebal Buku      : 84 Halaman

Ringkasan buku:

DEWI SANGGALANGIT


Dewi Sanggalangit adalah putri dari Raja Wasesa, Raja kerajaan Kediri.Ia memeliki wajah yang cantik dan memiliki tutur kata yang lembut, sehingga sudah ada ratusan pemuda dari kerajaan yang melamarnya. Ia menyadari kalau ia tidak hati-hati memilih pendamping hidupnya, kecantikanya bisa membawa bencana bagi kerajaan Kediri.Seorang putri bisa jadi rebutan para pemuda sehingga memicu peperangan. Dan peperangan itu dapat menyebabkan ,kerusakan istana.Kemudian,Ia berpikir dan merenung. Setelah itu, Ia memanggil dayang kesayanganya yaitu Kenik Untuk menyelesaikan masalah tersebut.Kemudian Kenik mempunyai usul untuk mengadakan sayembara. Sayembara ini akan menjadi sarana untuk menyaring dari ratusan pelamarnya.Dengan adanya sayembara itu, nantinya akan ketahuan siapa yang terbaik dibandingkan denagan lainya dan siapapun yang kalah tidak akan merasa dirinya dicurangi. Ia sangat  setuju dengan saran Kenik itu. Dewi sangglangit ingin menentukan jenis sayembara yang adil untuk para pelamarnya. Kemudian ibunda Dewi Sanggalangit memiliki saran untuk diadakan sayembara memanah burung yang terbang diaas alun-alun istana. Sejak  mendapat saran dari ibundanya, Dewi sanggalangit semakin bersemangat dalam mencari sayembara terbaik untuk menentukan calon suaminya.
Suatu pagi, Dewi Sanggalangit berniat keluar istana bersama kedua pengawalnya yaitu Saroyo dan Pangarso, ditengah perjalanan, Dewi Sanggalangit kemudian tertarik melihat tarian dari tanah timur,yang berasal dari Pulau Dewata. Sampai di desa lainya, Dewi Sanggalangit juga tertarik  dengan adanya orang-orang setempat yang menarikan sebuah tarian yang sangat indah diiringi berbagai macam alat musik berupa gamelan. Kemudian, Dewi Sanggalangit memerintah kedua pengawalnya untuk kembali ke istana.Sampai di istana, Dewi Sanggalangit mulai merancang sebuah sayembara yang akan dia ajukan kepada para pelamarnya.
Keesokan harinya, seorang prajurit membacakan pengumuman tentang sayembara tersebut.Isi pengumuman sayembara tersebut tersebut adalah:
1.      Bisa menghadirkan sebuah tontonan baru,yaitu kesenian yang belum penah ada sebelumnya.Tontonan itu berupa tari-tarian yang diiringi tabuhan dari gamelan sambil berjalan.
2.      Dalam tarian baru itu dilengkapi barisan kuda kembar sebanyak seratus empatpuluh ekor.
3.      Dalam tarian itu ada pertunjukan binatang berkepala dua.
Sayembara ini berlaku sampai 7 bulan kedepan.Syarat yang sangat berat.Semakin hari semakin banyak yang mengundurkan diri. Namun, adam dua pelamar yang terus bersaing untuk menjadi suami Dewi Sanggalangit.
Sebulan kemudian, di pendopo istana telah ada dua pelamar. Satu  berasal dari kerajaan Lodaya benama Patih Singokumbang yang melamar Dewi Sanggalangit untuk dijadikan istri raja Singobarong, dan satunya lagi berasal dari kerajaan Bandaringin bernama Patih Bujang Ganong yang melamar Dewi Sanggalangit untuk dijadikan istri Raja Kelana Swandana. Kemudian Patih Singokumbang dan Patih Bujang Ganong segera menemui raja mereka membicarakan sayembara ini.
Pada saat mencari ketiga syarat untuk memenangkan sayembara tersebut, Raja Singobarong untuk memata-matai Raja Kelana Swandana. Banyak prajurit yang menyusup di kerajaan Bandaringin. Hal ini dilakukan untukmengetahui segala sesuatu yang dilakukan Raja Kelana Swandana dan anak buahnya. Raja Singobarong memiliki watak yang suka bertindak dan sewenang-wenang.Raja Singobarong merasa kesulitan menghadapi syarat tersebut.
Kemudian, salah satu prajurit kerajaan Lodaya memberikan laporan kepada rajanya. Prajurit itu kemudian memberikan laporan bahwa Raja Kelana Swadana telah memenuhi dua syarat.Kemudian, Raja Singobarong memiliki cara yang licik untuk menjegal Raja Kelana Swandana. Patih Singokumbang berencana untuk pergi ke kerajaan Bandarangin nanti malam.
Malam harinya, mereka menyiapkan peperanagn itu. Mereka tampak santai karena mereka berpikir bahwa pasukan dari kerajaan Bandaringin mudah ditaklukkan.
Esok harinya, di tengah perjalanan Patih Singokumbang menghentikan para prajuritnya. Karena Patih Singokumbang mencurigai adanya pohon yangditebang samapai setinggi orang dewasa yang memiliki makna peringatan bnagi siapa saja untuk berhati-hati kalau memasuki kerajaan lain, dan apabila nekat masuk, akan ditebang seperti pohon itu.
Tiba-tiba,muncul prajurit kerajaan Bandaringin yang juga siap berperang. Pertempuran itu berlangsung seimbang. Namun lama-kelamaan pasukan dari kerajaan Lodaya makin banyak yang tewas, salah satunya Senopati Sonajoyo.Kematian ini mempengaruhi semangat pasukan kerajaan Lodaya. Setelah itu, Patih Singokumbang juga tewas. Raja Singobarong mendapat laporan bahwa dua orang andalanya telah tewas. Akhirnya, Raja Singobarong menjadi naik pitam.
Kemudian, Raja Singobarong menyerang pasukan kerajaan Bandaringin. Ia hanya tertawa terbahak-bahak melihat kekuatan lawan.Banyak pasukan kerajaan Bandaringin yang  tewas. Patih Bujang Ganong kemudian marah karena banyak pasukanya yang tewas karena kekejaman Raja Singobarong.
Kemudian Patih Bujang Ganong melawan Raja Singobarong.Namun,Raja Singobarong kebal terhadap ajian lawan.Akhirnya,Patih Bujang Ganong mengundurkan diri dan kembali ke istana.Kemudian Raja Kelana Swandana terkejut melihat keadaan para anak buahnya. Raja Kelana Swandana menduga bahwa Raja Singobarong akan datang ke istana untuk mengambil keinginanya itu.
Pagi harinya, istana mendapat kabar dari prajurit yang disusupkan ke kerajaan Lodaya yang menyatakan bahwa Raja Singobarong akan datang ke istana. Setelah itu, Raja Singobarong datang, ia hanya datang sendirian. Kemudian, Raja Singobarong langsung menuntut Patih Bujang Ganong untuk dihukum mati dan meminta Raja Kelana Swandana untuk menyerahkan dua syarat sayembara yang telah mereka dapatkan kepadanya.
Namun, Raja Kelana Swandana tetap tidak mau menyerahkan dua syarat tersebut. Raja Singobarong menjadi marah.Akhirnya,meraka berperang.Mereka sama-sama mengeluarkan ajian saktinya. Namun, pada saat Raja Singobarong mengeluarakan ajian saktinya, tetapi ia tetap gagal menyembur. Ternyata hal tersebut terjadi karena kepalanya yang berbentuk harimau itu ternyata banyak ditumbuhi kutu-kutu. Kemudian ia menyerah dan kembali ke istananya.
Sebentar kemudian, Raja Kelana Swandana menuju ke Istana Kerajaan Lodaya. Setelah sampai disana. Pada saat itu Raja Singobarong sedang enak-enak tiduran telentang di taman kerajaan Lodaya. Kepalanya yang banyak kutunya itu dipatuki seekor burung merak besar.Sementara itu,di dalam taman,Raja Kelana  Swandana masih mengamati burung merak yang mematuki kepala Raja Singobarong yang berwujud harimau tersebut.Ia merasa telah menemukan syarat ketiga yang diinginkan oleh Dewi Sanggalangit.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Ketika melihat burung merak yang bertengger di bahu Raja Singobarong, sebuah pemikiran melintas di benak Raja Kelana Swandana. Apakah ini yang dimaksud Dewi Sanggalangit dalam sayembaranya ? Binatang berkepala dua. Kalau diperhatikan keadaan ini seperti itu. Binatang berkepala dua, yakni kepala harimau dan kepala burung merak.
Raja Singobarong ingin menyembur Raja Kelana Swandana dengan api saktinya. Namun, Raja Kelana Swandana lebih sigap. Raja Kelana Swandana lebih cepat bertindak. Dia cabut cambuk sakti yang terselip di pinggang. Dia mendahului menyerang lawan dengan mengayunkan cambuk saktinya.
Satu cambukan yang keras mengena kepala Raja Singobarong. Burung Merak yang terkena serempetan cambuk tadi secara tak sadar mencengkeram bahu tuannya. Saking kuatnya mencengkeram, tubuh merak itu menyatu dengan Raja Singobarong. Namun, burung itu tidak bisa melepaskan dirinya dari bahu Raja Singobarong. Kedua kakinya telah menyatu di bahu kanan dan kiri Raja Singobarong.
Kini syarat ketiga yang diinginkan Dewi Sanggalangit dalam sayembara itu sudah ada di depan Raja Kelana Swandana. Dia kembali mengayunkan cambuk sakti ke dada Raja Singobarong. Begitu terkena cambuk yang kedua, seketika itu juga tubuh Raja Singobarong berubah menjadi tubuh binatang. Tubuh Raja Singobarong berubah menjadi tubuh harimau.
Raja Kelana Swandana sekarang merasa telah menemukan yang dia cari-cari selama ini. Dia lihat sesosok binatang aneh yang berkepala dua ! itulah syarat ketiga yang diinginkan Dewi Sanggalangit. Raja Kelana Swandana telah memiliki tiga syarat yang diinginkan Dewi Sanggalangit. Dewi Sanggalangit menerima syarat yang dibawa Raja Kelana Swandana. Putri dari raja Kediri itu bersedia menjadi istri Raja Kelana Swandana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar