Data buku:
Judul buku : Dewi
Sanggalangit
Penerbit : BENING
Pengarang : Arni Windana
Tahun :2010
Penerbit : BENING
Tebal Buku : 84
Halaman
Ringkasan buku:
DEWI SANGGALANGIT
Dewi Sanggalangit adalah
putri dari Raja Wasesa, Raja kerajaan Kediri.Ia memeliki wajah yang cantik dan
memiliki tutur kata yang lembut, sehingga sudah ada ratusan pemuda dari
kerajaan yang melamarnya. Ia menyadari kalau ia tidak hati-hati memilih
pendamping hidupnya, kecantikanya bisa membawa bencana bagi kerajaan
Kediri.Seorang putri bisa jadi rebutan para pemuda sehingga memicu peperangan. Dan
peperangan itu dapat menyebabkan ,kerusakan istana.Kemudian,Ia berpikir dan
merenung. Setelah itu, Ia memanggil dayang kesayanganya yaitu Kenik Untuk
menyelesaikan masalah tersebut.Kemudian Kenik mempunyai usul untuk mengadakan
sayembara. Sayembara ini akan menjadi sarana untuk menyaring dari ratusan
pelamarnya.Dengan adanya sayembara itu, nantinya akan ketahuan siapa yang
terbaik dibandingkan denagan lainya dan siapapun yang kalah tidak akan merasa
dirinya dicurangi. Ia sangat setuju
dengan saran Kenik itu. Dewi sangglangit ingin menentukan jenis sayembara yang
adil untuk para pelamarnya. Kemudian ibunda Dewi Sanggalangit memiliki saran
untuk diadakan sayembara memanah burung yang terbang diaas alun-alun istana. Sejak mendapat saran dari ibundanya, Dewi
sanggalangit semakin bersemangat dalam mencari sayembara terbaik untuk
menentukan calon suaminya.
Suatu pagi, Dewi Sanggalangit
berniat keluar istana bersama kedua pengawalnya yaitu Saroyo dan Pangarso, ditengah
perjalanan, Dewi Sanggalangit kemudian tertarik melihat tarian dari tanah
timur,yang berasal dari Pulau Dewata. Sampai di desa lainya, Dewi Sanggalangit
juga tertarik dengan adanya orang-orang
setempat yang menarikan sebuah tarian yang sangat indah diiringi berbagai macam
alat musik berupa gamelan. Kemudian, Dewi Sanggalangit memerintah kedua
pengawalnya untuk kembali ke istana.Sampai di istana, Dewi Sanggalangit mulai
merancang sebuah sayembara yang akan dia ajukan kepada para pelamarnya.
Keesokan harinya, seorang
prajurit membacakan pengumuman tentang sayembara tersebut.Isi pengumuman
sayembara tersebut tersebut adalah:
1.
Bisa menghadirkan sebuah
tontonan baru,yaitu kesenian yang belum penah ada sebelumnya.Tontonan itu
berupa tari-tarian yang diiringi tabuhan dari gamelan sambil berjalan.
2.
Dalam tarian baru itu
dilengkapi barisan kuda kembar sebanyak seratus empatpuluh ekor.
3.
Dalam tarian itu ada
pertunjukan binatang berkepala dua.
Sayembara ini berlaku
sampai 7 bulan kedepan.Syarat yang sangat berat.Semakin hari semakin banyak
yang mengundurkan diri. Namun, adam dua pelamar yang terus bersaing untuk
menjadi suami Dewi Sanggalangit.
Sebulan kemudian, di
pendopo istana telah ada dua pelamar. Satu
berasal dari kerajaan Lodaya benama Patih Singokumbang yang melamar Dewi
Sanggalangit untuk dijadikan istri raja Singobarong, dan satunya lagi berasal
dari kerajaan Bandaringin bernama Patih Bujang Ganong yang melamar Dewi
Sanggalangit untuk dijadikan istri Raja Kelana Swandana. Kemudian Patih
Singokumbang dan Patih Bujang Ganong segera menemui raja mereka membicarakan
sayembara ini.
Pada saat mencari ketiga
syarat untuk memenangkan sayembara tersebut, Raja Singobarong untuk
memata-matai Raja Kelana Swandana. Banyak prajurit yang menyusup di kerajaan
Bandaringin. Hal ini dilakukan untukmengetahui segala sesuatu yang dilakukan
Raja Kelana Swandana dan anak buahnya. Raja Singobarong memiliki watak yang
suka bertindak dan sewenang-wenang.Raja Singobarong merasa kesulitan menghadapi
syarat tersebut.
Kemudian, salah satu
prajurit kerajaan Lodaya memberikan laporan kepada rajanya. Prajurit itu
kemudian memberikan laporan bahwa Raja Kelana Swadana telah memenuhi dua
syarat.Kemudian, Raja Singobarong memiliki cara yang licik untuk menjegal Raja
Kelana Swandana. Patih Singokumbang berencana untuk pergi ke kerajaan
Bandarangin nanti malam.
Malam harinya, mereka
menyiapkan peperanagn itu. Mereka tampak santai karena mereka berpikir bahwa
pasukan dari kerajaan Bandaringin mudah ditaklukkan.
Esok harinya, di tengah
perjalanan Patih Singokumbang menghentikan para prajuritnya. Karena Patih
Singokumbang mencurigai adanya pohon yangditebang samapai setinggi orang dewasa
yang memiliki makna peringatan bnagi siapa saja untuk berhati-hati kalau
memasuki kerajaan lain, dan apabila nekat masuk, akan ditebang seperti pohon
itu.
Tiba-tiba,muncul prajurit
kerajaan Bandaringin yang juga siap berperang. Pertempuran itu berlangsung
seimbang. Namun lama-kelamaan pasukan dari kerajaan Lodaya makin banyak yang
tewas, salah satunya Senopati Sonajoyo.Kematian ini mempengaruhi semangat
pasukan kerajaan Lodaya. Setelah itu, Patih Singokumbang juga tewas. Raja
Singobarong mendapat laporan bahwa dua orang andalanya telah tewas. Akhirnya, Raja
Singobarong menjadi naik pitam.
Kemudian, Raja Singobarong
menyerang pasukan kerajaan Bandaringin. Ia hanya tertawa terbahak-bahak melihat
kekuatan lawan.Banyak pasukan kerajaan Bandaringin yang tewas. Patih Bujang Ganong kemudian marah karena banyak pasukanya yang
tewas karena kekejaman Raja Singobarong.
Kemudian Patih Bujang
Ganong melawan Raja Singobarong.Namun,Raja Singobarong kebal terhadap ajian
lawan.Akhirnya,Patih Bujang Ganong mengundurkan diri dan kembali ke
istana.Kemudian Raja Kelana Swandana terkejut melihat keadaan para anak
buahnya. Raja Kelana Swandana menduga bahwa Raja Singobarong akan datang ke
istana untuk mengambil keinginanya itu.
Pagi harinya, istana
mendapat kabar dari prajurit yang disusupkan ke kerajaan Lodaya yang menyatakan
bahwa Raja Singobarong akan datang ke istana. Setelah itu, Raja Singobarong
datang, ia hanya datang sendirian. Kemudian, Raja Singobarong langsung menuntut
Patih Bujang Ganong untuk dihukum mati dan meminta Raja Kelana Swandana untuk
menyerahkan dua syarat sayembara yang telah mereka dapatkan kepadanya.
Namun, Raja Kelana
Swandana tetap tidak mau menyerahkan dua syarat tersebut. Raja Singobarong
menjadi marah.Akhirnya,meraka berperang.Mereka sama-sama mengeluarkan ajian
saktinya. Namun, pada saat Raja Singobarong mengeluarakan ajian saktinya, tetapi
ia tetap gagal menyembur. Ternyata hal tersebut terjadi karena kepalanya yang
berbentuk harimau itu ternyata banyak ditumbuhi kutu-kutu. Kemudian ia menyerah
dan kembali ke istananya.
Sebentar kemudian, Raja
Kelana Swandana menuju ke Istana Kerajaan Lodaya. Setelah sampai disana. Pada
saat itu Raja Singobarong sedang enak-enak tiduran telentang di taman kerajaan
Lodaya. Kepalanya yang banyak kutunya itu dipatuki seekor burung merak
besar.Sementara itu,di dalam taman,Raja Kelana
Swandana masih mengamati burung merak yang mematuki kepala Raja
Singobarong yang berwujud harimau tersebut.Ia merasa telah menemukan syarat
ketiga yang diinginkan oleh Dewi Sanggalangit.
Ketika melihat burung
merak yang bertengger di bahu Raja Singobarong, sebuah pemikiran melintas di
benak Raja Kelana Swandana. Apakah ini yang dimaksud Dewi Sanggalangit dalam
sayembaranya ? Binatang berkepala dua. Kalau diperhatikan keadaan ini seperti
itu. Binatang berkepala dua, yakni kepala harimau dan kepala burung merak.
Raja Singobarong ingin
menyembur Raja Kelana Swandana dengan api saktinya. Namun, Raja Kelana Swandana
lebih sigap. Raja Kelana Swandana lebih cepat bertindak. Dia cabut cambuk sakti
yang terselip di pinggang. Dia mendahului menyerang lawan dengan mengayunkan
cambuk saktinya.
Satu cambukan yang keras
mengena kepala Raja Singobarong. Burung Merak yang terkena serempetan cambuk
tadi secara tak sadar mencengkeram bahu tuannya. Saking kuatnya mencengkeram,
tubuh merak itu menyatu dengan Raja Singobarong. Namun, burung itu tidak bisa
melepaskan dirinya dari bahu Raja Singobarong. Kedua kakinya telah menyatu di
bahu kanan dan kiri Raja Singobarong.
Kini syarat ketiga yang
diinginkan Dewi Sanggalangit dalam sayembara itu sudah ada di depan Raja Kelana
Swandana. Dia kembali mengayunkan cambuk sakti ke dada Raja Singobarong. Begitu
terkena cambuk yang kedua, seketika itu juga tubuh Raja Singobarong berubah
menjadi tubuh binatang. Tubuh Raja Singobarong berubah menjadi tubuh harimau.
Raja Kelana Swandana
sekarang merasa telah menemukan yang dia cari-cari selama ini. Dia lihat
sesosok binatang aneh yang berkepala dua ! itulah syarat ketiga yang diinginkan
Dewi Sanggalangit. Raja Kelana Swandana telah memiliki tiga syarat yang
diinginkan Dewi Sanggalangit. Dewi Sanggalangit menerima syarat yang dibawa
Raja Kelana Swandana. Putri dari raja Kediri itu bersedia menjadi istri Raja
Kelana Swandana.